Minggu, 18 November 2012

Ludruk putra maharani


Putra maharani satu satunya ludruk di kota pati.berupaya  bertahan di tengah hiburan modern.

            Tak hanya kesenian kethoprak yang di kenal di pati.sebab,di bumi mina tani ini ,ternyata ada       kesenian khas jawa timur yakni ludruk.meski sulit berkembang di tengah modernitas,beberapa generasi masih ada yang menekuninya.salah satunya ludruk putra maharani,seperti apa kisahnya?                        
            Pulau jawa memiliki khasanah seni yang berlimpah.ada wayang golek,wayang kulit,wayang wong,kethoprak,reog ponorogo,dan juga ludruk yang sebenarnya kesenian khas jawa timur. Di antara kesenian yang ada itu,ludruk merupakan kesenian yang semakin hilang di jawa,khususnya jawa tengah.ludruk sendiri merupakan kesenian tradisional  yang sudah di kenal sejak 1920.                                                                                  
            Ludruk adalah pementasan panggung yang menceritakan sejarah zaman penjajahan belanda,hingga masa kemerdekaan.kesenian itu juga menampilkan guyonan atau dialog yang membuat penonton tertawa.sehingga,pada masa itu ludruk menjadi hiburan favorit  rakyat dengan balutan kisah historis yang di perankan pemain melalui gojekan dan guyonan sebelum masuk ke cerita.namun tak bisa di tepis,modernitasmenjadi salah satu kendala utama keberadaan ludruk yang semakin hilang.kondisi tersebut bisa di rasakan  di pati,meski bukan kota asal kesenian ludruk.perkembangan zaman dan popularitas kesenian lain membuat ludruk semakin terpuruk.                                                                                                     
           Meski demikian,di pati masih ada satu kelompok kesenian ludruk yang tetap masih eksis hingga saat ini,yakni ludruk putra maharani.’’kami adalah satu satunya kelompok ludruk di pati,dulu ludruk pernah jaya di era 70 hingga 80an.namun semakin berkembangnya hiburan di masyarakat,maka tinggal kami saja kelompok ludruk yang masih bertahan,’’kata Haryono (cak nano) selaku pimpinan ludruk yang sempat kami temui di kediamannya,di dukuh mberan,desa tambaharjo,pati.dia menjelaskan ,keberadaan ludruk di pati tidak seperti kesenian lain,karena keberadaan ludruk tak ada sentuhan maksimal dari pemerintah dan masyarakat pati.’’kami mendapat tawaran pentas saja sudah bersyukur,karena kami menyadari kesenian ludruk tak lagi mendapat ruang  di mata masyarakat maupun pemerintah di pati.sehingga kami hanya berjuang sndiri,’’keluhnya.                                                                                  
         Untuk tetap bertahan,haryono(cak nano)mengaku,harus berjuang keras dalam berkesenian.bahkan kalaupun ada yang menawarkan pentas,dia justru tidak untung alias rugi.sehingga upaya yang ditekuni hingga saat ini bersama anggota lain ludruk putra maharani,patut mendapat apresiasi,khususnya dari pemerintah.namun sejauh ini dia belum pernah mendapat tawaran pentas atau manggung dari pemkab pati.’’yang kami harapkan memang pemerintah membantu memperkenalkan ludruk pada masyarakat.sebab,kalau pemerintah tidak membantu apa yang kami perjuangkan,dampaknya kesenian ludruk di pati akan punah begitu saja,’’tegasnya.                                                                                                  Dia mengaku merasa iri dengan kesenian lain yang mendapat support dan dorongan dari pemerintah,.padahal nama kelompok  ludruk putra maharani juga terdaftar di dinas kebudayaan pariwisata pemuda dan olahraga(disbudparpora) pati,namun tidak pernah ada dorongan untuk di kenalkan pada masyarakat.’’perkembangan hiburan modern saat ini semakin di kenal masyarakat kota  maupun pedesaan.                                                                                                                    
         Tidak menutup    kemungkinan,kesenian tradisional akan tenggelam dan musnah begitu saja jika tak ada sentuhan dari pemerintah,’’ungkapnya.(hery setyawan jawa post radar pati tgl 10-11-2012).  

1 komentar:

  1. Saya mohon kepada yang terhormat bapak bapak di pemerintahan kabupaten Pati,juga masyarakat pati khususnya.Mari kita bersama sama untuk mengangkat kembali kesenian LUDRUK yang telah lama tenggelam.Paling tidak kami di beri kesempatan untuk menampilkan kesenian ludruk di kota Pati.seperti era 80/90an.

    BalasHapus